FIFA Ancam Bekukan 8 Tahun Sepak Bola IndoneSia Terkait Insiden Arema Vs Persebaya
Korban tewas dalam kerusuhan suporter dengan aparat usai duel Arema FC versus Persebaya Surabaya di pentas BRI Liga 1, Sabtu (1/10/2022) malam WIB terhitung banyak. Kerusuhan ini jadi kerusuhan sepak bola dengan korban jiwa terbesar di dunia.
Data yang didapat Bola.com hingga Minggu (2/10/2022) pukul 05.00 WIB total 127 meninggal dunia korban di Stadion Kanjuruhan. Terdiri dari 125 suporter, 2 dari pihak kepolisian.
Korban meninggal dibawa ke RS Wava Husada, dan 3 korban dibawa ke RS Kanjuruhan. Ironisnya, salah satu korban meninggal dunia adalah anak kecil. Tak hanya suporter, pihak kepolisian juga jadi korban tawuran massal ini.
Kedua korban masing-masing bernama Brigadir Andik dan Briptu Fajar yang merupakan anggota Polres Trenggalek saat bertugas.
Jumlah korban diprediksi akan bertambah. Di media sosial banjir video dan foto-foto korban jiwa kerusuhan yang melibatkan Aremania dengan aparat polisi.
Kerusuhan pecah usai pertandingan. Aremania mengamuk karena tim kesayangannya kalah 2-3 dari kubu Bajul Ijo. Mereka menyerbu lapangan. Pihak kepolisian yang kalah jumlah, melakukan aksi respons dengan menembakkan gas air mata ke tribune. Situasi ini memperparah keadaan. Banyak penonton yang saling tindih dan bertumpuk-tumpukan karena panik dengan gas air mata.
Pastinya, jumlah korban sementara tragedi Kanjuruhan jadi yang tertinggi di dunia. Menurut catatan Bola.com ada sejumlah kerusuhan sepak bola besar terjadi di berbagai belahan dunia. Namun, jumlah korbannya tak sebanyak di Malang. Simak detailnya di bawah ini.
Sebanyak enam orang suporter tewas dan puluhan orang lainnya terluka saat menyaksikan laga Kamerun versus Komoro di ajang Piala Afrika 2021. Dilansir laporan CBC, insiden maut itu terjadi saat kelompok suporter mencoba merangsek masuk ke dalam Stadion Stade Olembe, Yaounde pada Selasa, (25/1/2022)
Panitia membatasi jumlah kehadiran suporter hingga 60 persen. Hal itu dilakukan guna membatasi penyebaran Covid-19. Konfederasi Sepak Bola Afrika akan menyelidiki lebih lanjut atas tragedi mengenaskan itu. Namun, penggila sepak bola Kamerun yang amat ingin menyaksikan tim kesayangannya berlaga tak tahan untuk menerabas protokoler COVID.